WARUGA
Senin 25 Maret 2019.Pertama kalinya saya datang ke desa Kaima,Kecamatan Kauditan,Kabupaten Minahasa Utara.
Pertama kalinya pula saya melihat waruga secara langsung,saya penasaran ingin tahu tentang asal-usul atau sejarah tentang waruga.
Waruga atau kuburan tua, adalah peti kubur peninggalan zaman megalithic orang Minahasa yang berkembang pada awal abad ke-13 SM. Tetapi kemunculannya di tafsir pada sekitar abad ke-16 pertengahan.
Waruga pertama muncul di daerah bukit Kelewer, Treman dan Tumaluntung Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan terus berkembang diberbagai daerah di Sulawesi Utara sampai pada awal abad 20 Masehi.
Menurut catatan sejarah, waruga berasal dari bahasa Tombulu, yakni dari kata Wale Maruga yang berarti rumah dari badan yang akan kering. Sedangkan dalam arti lainnya, yakni Wale Waru atau Kubur dari Domato (jenis tanah lilin).
Umur waruga tidak dapat dipastikan, karena bangsa Minahasa pada saat itu belum mengenal tulisan. Namun berdasarkan berbagai sumber, waruga telah ada sebelum zaman Kristianisasi atau sebelum abad 16 Masehi.
Waruga terdiri dari dua bagian, yaitu bagian badan dan bagian tutup. Bagian badan berbentuk kubus dan bagian tutup berbentuk menyerupai atap rumah.
Dengan fungsi sebagai wadah penguburan orang yang sudah meninggal. Pada zaman pra-sejarah masyarakat Minahasa percaya bahwa roh leluhur memiliki kekuatan magis, sehingga wadah kubur mereka harus dibuat sebaik dan seindah mungkin.Hal yang paling menarik adalah waruga itu dibuat sendiri oleh orang yang akan meninggal.
Ketika orang itu akan meninggal maka dia dengan sendirinya akan memasuki waruga yang dibuatnya itu setelah diberi bekal kubur yang selengkapanya. Kelak bila itu dilakukan dengan sepenuhnya akan mendatangkan kebaikan bagi masyarakat yang di tinggalkan.Di Sulut banyak terdapat lokasi yang memiliki waruga. Lokasi itu disebut sebagai situs karena mengandung benda cagar budaya. Pada saat ini situs-situs itu banyak terdapat di perkampungan atau ladang penduduk.
Kompleks waruga sekarang ini sering juga disebut orang sebagi Minawanua, Makawale atau bekas kampung. Sesuai dengan kepercayaan masyarakat pra-sejarah, situs-situs itu kebanyakan berada di daerah ketinggian.
Situs waruga di Minahasa khususnya di Kabupaten Minahasa Utara, antara lain terdapat di Desa Treman (368 waruga), di Desa Sawangan (144 waruga), Desa Airmadidi Bawah (80an waruga) dan juga disekitar Desa Kaima, Desa Kauditan, Desa Tumaluntung, Desa Matungkas, Desa Laikit, Desa Likupang, Desa Kawangkoan Kuwil, Desa Sukur, Desa Suwaan, dan ada juga ditempat lain di Kabupaten Minahasa.
Komentar
Posting Komentar